Pada senyawa dengan ikatan kovalen, biasanya memiliki
bentuk molekul tertentu. Bentuk molekulnya bergantung pada susunan ruang
pasangan-pasangan elektron yang membentuk ikatan-ikatan di dalam molekulnya.
Ikatan kovalen yang terjadi antara 2 atom, hanya melibatkan
elektron-elektron pada kulit terluar. Elektron-elektron yang berasal dari dua
orbital atom akan bergabung setelah ikatan terbentuk. Orbital-orbital atom yang
bergabung disebut orbital molekul. Jumlah pasangan elektron ikatan menentukan
bentuk molekul senyawa yang terjadi. Bentuk ikatan yang terjadi berdasarkan
teori Sidgwic-Powell dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Bentuk ikatan menurut teori
Sidgwic-Powell
Jumlah pasangan elektron
ikatan
|
Bentuk Molekul
|
Sudul Ikatan (°)
|
2
|
Linier
|
180
|
3
|
Segitiga Datar
|
120
|
4
|
Tetrahedorn
|
109,28
|
4
|
Segiempat Datar
|
90
|
5
|
Trigonal bipiramida
|
120 dan 90
|
6
|
Oktahedron
|
90
|
7
|
Pentagonal bipiramida
|
72 dan 90
|
Pada ikatan kovalen, selain memiliki bentuk molekul,
berdasarkan jumlah pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas pada
atom pusat dapat memiliki bentuk geometris molekul. Tabel 5.2 menggambarkan
hubungan antara pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas pada atom
pusat dan bentuk geometris molekul.
Tabel 5.2. Bentuk Geometris yang mungki
berdasarkan jumlah pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas pada
atom pusat
Jumlah pasangan elektron
pada kulit terluar atom pusat
|
Jumlah pasangan elektron
terikat
|
Jumlah pasangan elektron
bebas
|
Bentuk geometris molekul
yang terbentuki
|
2
|
2
|
-
|
Linier
|
3
|
3
|
-
|
Segitiga datar
|
4
|
4
|
-
|
Tetrahedral
|
4
|
3
|
1
|
Piramida tiga sisi
|
4
|
2
|
2
|
Bentuk Sudut
|
5
|
5
|
-
|
Trigonal bipiramida
|
6
|
6
|
-
|
Oktahedron
|
Bentuk geometris ini bisanya diperoleh dengan cara proses
hibridisasi pada ikatan yang terjadi.
Latihan Soal A.
Pilihan berganda, Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara
melingkari atau menyilang di lembar jawaban yang telah disediakan!
Soal no 1-3 berdasarkan soal berikut:
Suatu unsur X elektron terakhirnya memiliki bilangan kuantum n= 2, l = 1,
m = 1, s = +½, maka:
1.
Bila berikatan dengan unsur Mg ikatan
yang terjadi adalah jenis ikatan:
a.
ikatan kovalen b. ikatan ion
c.
ikatan kovalen koordinasi d. ikatan
hydrogen
e.
ikatan kovalen non polar
2. Senyawa yang terbentuk pada soal no. 1
adalah:
a.
MgX b. MgX2 c. Mg2X d. Mg3X2 e. Mg2X3
3. Bila unsur X ini berikatan dengan hidrogen,
maka bentuk geometri yang paling mungkin terbentuk adalah:
a.
linier b. segitiga
bipiramidal
c.
tetrahedron d. segiempat datar e. oktahedron
4. X adalah unsur logam yang mempunyai nomor
atom 12 dan Y adalah unsur bukan logam yang mempunyai nomor atom 9. Berdasarkan
susunan elektron kedua unsur tersebut, maka rumus molekul yang paling mungkin
dari senyawa X dan Y adalah
a.
XY b. X2Y c. XY2 d.
X2Y3 e. X3Y2
5. Bila unsur Y pada soal no 4 berikatan
dengan sesamanya, maka ikatan yang
terjadi adalah jenis
a.
ikatan kovalen b. ikatan ion
c. ikatan kovalen koordinasi
d. ikatan hidrogen e. ikatan logam
6. Senyawa yang dapat terbentuk dari unsur N
dengan berbagai unsur berikut ini benar, kecuali
a.
Mg3N2 b. N2O3 c. N2H4 d. NO5
7. Diberikan unsur-unsur dengan nomor atom:
A:6, B:8, C:11, D:17, E:19; maka pasangan unsur di bawah ini yang membentuk
ikatan kovalen nonpolar adalah
a.
A dan C b. B dan C c.
C dan D d. A dan D
7. Unsur X dengan susunan elektron 1s22s22p63s23p1, membentuk senyawa klorida dengan rumus:
a.
XCl b. XCl2 c. XCl3 d. X2Cl
e. X2Cl3
8. Gas Mulia adalah unsur yang sulit bereaksi
dengan unsur lain. Hal ini dikarenakan
a.
Konfigurasi elektron gas mulia stabil
b.
Jumlah elektron gas mulia selalu genap
c.
Gas mulia sedikit sekali tersebar di alam
d.
Jumlah elektron eterluar pada gas mulia adalah 8
Untuk menjawab
soal nomor 9 – 12
Suatu unsur X
elektron terakhirnya memiliki bilangan kuantum sebagai
berikut: n=2; l=1; m=+1; s=+½, maka:
9. Unsur X diatas merupakan:
a.
unsur logam b. unsur
elektronegatif c. unsur
elektropositif d. unsur blok s
10. Bila unsur X di atas berikatan dengan
sesamanya, maka ikatan yang terjadi adalah:
a.
tidak bisa berikatan b.
ikatan kovalen rangkap dua
c.
ikatan kovalen rangkap tiga d.
ikatan logam
11. Bila unsur X
berikatan dengan dengan atom Hidrogen, yang terjadi adalah:
a.
terbentuk ikatan kovalen b. membentuk ikatan ion
c.
membentuk ikatan hidrogen d.
membentuk ikatan kovalen
koordinasi
12. Yang segolongan dengan unsur x diatas adalah
unsur dengan nomor atom:
a.
23 b. 33 c. 14
d. tidak ada jawaban yang tepat
13.
Yang dapat berikatan dengan senyawa pada soal no. 11 adalah (nomor atom B = 5,
F=9, :
a.
BF3 b. Cl2 c.
H2SO4
d. logam Na
Soal B. Jawablah dengan singkat dan
tepat.
1. Suatu unsur X elektron terakhirnya memiliki
bilangan kuantum:
n=3,
l=1, m=+1, s=+½ , bila unsur tersebut memiliki 16 netron maka:
a.
tentukan ikatan yang paling mungkin bila berikatan dengan 9F
b.
bentuk hibridisasinya!
2. Suatu logam divalent, M, sebanyak 4 gram
dilarutkan dalam HCl, ternyata
menghasilkan gas H2 sebanyak 2,24 l yang diukur pada tekanan 1 atm dan suhu 0°C. Jika logam ini
memiliki 20 netron
a. tentukan letak unsur ini
pada sistem periodik
b. Bila unsur ini berikatan
dengan unsur dengan nomor atom 17, apakah ikatan jenis yang terjadi?
c. gambarkan secara ikatan
kimia struktur senyawa yang terbentuk dari reaksi
3. Jelaskan terjadinya ikatan kovalen pada CH4,
Br2 dan BCl3
4. Apakah yang dimaksud dengan dengan ikatan
hidrogen? Berikan contohnya.
5. Berikanlah definisi dipole? Gambarkan
dipol yang terjadi pada senyawa HF!
6. Gambarkan bentuk ikatan yang mungkin pada
senyawa NH4+!
7. Perkirakan bentuk senyawa yang terjadi
antara senyawa A dengan nomor atom 5 dan B dengan nomor atom 35.
8. Bila
senyawa pada soal nomor 7 berikatan dengan ammonia, ikatan apa yang terjadi?
Gambarkan strukturnya