Setelah
proses penyerapan melalui dinding usus halus, sebagian besar monosakarida
dibawa oleh aliran darah ke hati. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses
sintesi menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O,
atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yang
memerlukannya. Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ
tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Karena pengruh berbagai
faktor dan hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas, hati dapat
mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah meningkat
sebagai akibat naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, sintesis
glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya bila kadar glukosa
menurun, glikogen diuraikan menjadi glukosa, untuk selanjutnya mengalami proses
katabolisme menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Berikut
gambaran umum metabolisme karbohidrat:
A.
Biosintesis dan Perombakan Glikogen
Glukosa
6-fosfat dan glukosa 1-fosfat merupakan senyawa antara dalam proses
glikogenesis atau pembentukan glikogen dari glukosa. Proses kebalikannya,
penguraian glikogen menjadi glukosa yang disebut glikogenolisis, juga
melibatkan terjadinya kedua senyawa antara tersebut tetapi dengan jalur yang
berbeda. Di sini senyawa antara UDP-glukosa (glukosa uridin difosfat) terjadi pada
jalur pembentukan tetapi tidak pada jalur penguraian glikogen. Demikian pula
enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut berbeda.
Gambar Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari:
Murray dkk. Biokimia Harper)
B.
Glikogenelisis
Glikogenesis
adalah proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat kadar
gula darah menjadi tinggi seperti setelah makan,glikogenesis terjadi terutama
dalam sel-sel hati dan sel-sel otak rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel
otak yang sangat bergantung pada pada persendian konstan gula darah untuk
energy. (Ethel Sloane, 2003)
Glikogenesis
adalah sintesis protein dari glukosa, seperti yang di temukan pada otot, tempat
glukosa di simpan sebagai glikogen.
Glikogenesis
adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan dalam hati
dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam
tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat
didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena
massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di
otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
Struktur
Glikogen
Glikogen
bentuk penyimpanan glukosa adalah polisakarida glukosa bercabang yang terdiri
dari rantai-rantai unit glukosil yang disatukan oleh ikatan α-1,4 dengan cabang
α-1,6 di setiap 8-10 residu.
Dalam molekul
dengan struktur bercabang –cabang lebat ini, hanya satu residu glukosil yang
memiliki sebuah karbon anomerik yang tidak terkait ke residu glukosa lainnya.
Karbon anomerik di awal rantai melekat ke protein glikogenin. Ujung lain pada
rantai itu disebut ujung nonpereduksi. Struktur yang bercabang-cabang ini
memungkinkan penguraian dan sintesis glikogen secara cepat karena enzim dapat
bekerja pada beberapa rantai sekaligus dari ujung-ujung nonpereduksi.
Glikogen
terdapat dalam jaringan sebagai polimer berberat molekul sangat besar
(107-108) yang bersatu dalam partikel glikogen. Enzim yang berperan dalam
sintesis dan penguraian glikogen dan sebagai enzim pengatur, terikat ke
permukaan partikel glikogen.
Gambar
Ikatan α 1,4 dan α 1,6 glikosida
Proses
glikogenesis terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk
berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah glukosa
melampaui kebutuhan, maka dirangkai menjadi glikogen untukmenambah simpanan
glikogen dalam tubuh sebagai cadangan makanan jangka pendek melalui proses
glikogenesis.
Jika kadar
glukosa darah meningkat (hiperglikemia) glukosa akan di ubah dan di simpan
sebagai sebagai glikogen atau lemak, glikogenesis (produksi glikogen) terjadi
terutama dalam sel otot dan hati. Glikogenesis akan menurunkan kadar glukosa
darah dan proses ini di stimulasi oleh insulin yang disekresi dari pangkreas.
Fungsi Glikogen
pada Otot Rangka dan Hati
Glikogen
terurai terutama menjadi glukosa 1-fosfat yang kemudian diubah menjadi glukosa
6-fosfat. Di otot rangka dan jenis sel lain, glukosa 6-fosfat masuk ke dalam
jalur glikolitik. Glikogen adalah sumber bahan bakar yang sangat penting untuk
otot rangka saat kebutuhan akan ATP meningkat dan saat glukosa 6-fosfat
digunakan secara cepat dalam glikolisis anaerobik.
Di hati
berlainan dengan di otot rangka dan jaringan lainnya. Glikogen hati merupakan
sumber glukosa yang pertama dan segera untuk mempertahankan kadar glukosa
darah. Di hati, glukosa 6-fosfat yang dihasilkan dari penguraian glikogen
dihidolisis menjadi glukosa oleh glukosa 6-fosfatase, suatu enzim yang hanya
terdapat di hati dan ginjal. Dengan demikian, penguraian glikogen merupakan
sumber glukosa darah yang dimobilisasi dengan cepat pada waktu glukosa dalam
makanan berkurang atau pada waktu olahraga dimana terjadi peningkatan
penggunaan glukosa oleh otot.
Glikogen otot
adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri.
Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk dikirim keluar
guna mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di antara waktu makan.
Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen
otot hanya terkuras setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama
Proses
Pemecahan Glikogen (Glikogenesis)
Rangkaian
proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1.
Glukosa mengalami
fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh
heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.
ATP + D-glukosa
→ D-glukosa 6- fosfat + ADP
2.
Glukosa 6-fosfat diubah
menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim
fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo
akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah
glukosa 1,6-bifosfat ( glukosa 1,6-bisfosfat b ertindak sebagai koenzim).
Glukosa
6-fosfat → Glukosa 1- fosfat
Enz-P + Glukosa 1-fosfat→ Enz + Glukosa 1,6-bifosfat →Enz-P + Glukosa 6-fosfat
Enz-P + Glukosa 1-fosfat→ Enz + Glukosa 1,6-bifosfat →Enz-P + Glukosa 6-fosfat
3.
Selanjutnya
glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP)untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
UTP + Glukosa
1-fosfat « UDPGlc + PPi
Gambar Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk.
Biokimia Harper)
4.
Hidrolisis
pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik
reaksi ke arah kanan persamaan reaksi
5.
Atom C1 pada
glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga
membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer)
harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk
pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc +
(C6)n à UDP + (C6)n+1
Glikogen
Glikogen
Residu glukosa
yang lebih lanjut melekat pada posisi 1Ã 4 untuk membentuk rantai pendek yang
diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat
pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen
yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
6.
Setelah
rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut
hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 1Ã 4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada
rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1Ã 6 sehingga membuat titik
cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan
lebih lanjut 1Ã glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah
residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam
molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun
glikogenolisis.
7.
C.
Glikogenolisis
Tahap pertama
penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan reaksi
pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya
adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi
glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis)
yaitu fosfoglukomutase.
Tahap reaksi
berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan
reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa
6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini
tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.
Glukosa yang
terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga
menghasilkan energy , yang energy itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP.
D.
Pengaturan pembentukan dan penguraian glikogen
1.
Pembentukan glikogen
Sintesis glikogen berawal dengan fosforilasi glukosa menjadi glukosa
6-fosfat oleh heksokinase atau, di hati, glukokinase. Glukosa 6-fosfat diubah
menjadi glukosa 1-fosfat oleh fosfoglukomutase, suatu reaksi yang reversibel.
Sintesis glikogen memerlukan pembentukan ikatan α-1,4–glikosidat untuk
menyatukan residu-residu glikosil dalam suatu rantai yang panjang. Sebagian
besar sintesis glikogen berlangsung melalui pemanjangan rantai polisakarida
molekul glikogen yang sudah ada di mana ujung pereduksi glikogen melekat ke
protein glikogenin.
Ditambahkan residu glukosil dari UDP-glukosa ke ujung nonpereduksi pada
rantai oleh glikogen sintase untuk memperpanjang rantai glikogen. Karbon
anomerik masing-masing residu glukosil diikatkan ke hidroksil pada karbon 4
residu glukosil terminal melalui ikatan α-1,4. Setelah panjang rantai mencapai
11 residu, potongan yang terdiri dari 6-8 residu yang diputuskan oleh amino-4:
6-transferase dan dilekatkan kembali ke sebuah unit glukosil melalui ikatan
α-1,6.
Kedua rantai terus memanjang sampai cukup panjang untuk menghasilkan dua
cabang baru. Proses ini berlanjut sehingga dihasilkan molekul yang bercabang
lebat. Glikogen sintase melepaskan residu glukosil dalam ikatan 1, 4, merupakan
pengatur langkah dalam jalur ini. Sintesis molekul primer glikogen baru juga
terjadi. Glikogenin, protein tempat melekatnya glikogen, melakukan glikolisasi
diri sendiri ( autoglikolisasi) dengan melepaskan sebuah residu glukosil ke OH
pada residu serin. Penambahan glukosil dilanjut sampai rantai glukosil cukup
panjang untuk berfungsi sebagai substrat untuk glikogen sintase.
2.
Penguraian glikogen
Glikogen diuraikan oleh dua enzim,
glikogen fosforilase dan enzim pemutus cabang. Enzim glikogen fosforilase mulai
bekerja di ujung rantai dan secara berturut-turut memutuskan residu glukosil
dengan menambahkan fosfat ke ikatan glikosidat terminal, sehingga terjadi
pelepasan glukosa 1-fosfat. Enzim pemutus cabang mengkatalis pengeluaran 4
residu yang terletak paling dekat dengan titik cabang kerana rantai cabang.
Enzim pemutus cabang memiliki dua aktivitas katalitik yaitu bekerja sebagai 4:4
transferase dan 1:6 glukosidase. Sebagai 4:4 transferase, mula-mula
mengeluarkan sebuah unit yang mengandung 3 residu glukosa, dan menambahkan ke
ujung rantai yang lebih panjang melaui ikatan α-1,4. Satu residu glukosil yang
tersisa di cabang 1,6 dihidrolisis amilo 1,6-glukosidase dari enzim pemutus
cabang, yang menghasilkan glukosa bebas. Dengan demikian, terjadi pembebasan
satu glukosa dan sekitar 7-9 residu glukosa 1-fosfat untuk setiap titik cabang.
Pengaturan sintesis glikogen di
jaringan yang berbeda bersesuaian dengan fungsi glikogen di masing-masing
jaringan. Glikogen hati berfungsi terutama sebagai penyokong glukosa darah
dalam keadaan puasa atau saat kebutuhan sangat meningkat. Jalur penguraian
serta sintesis glikogen diatur oleh perubahan rasio insulin/glikogen, kadar
glukosa darah, epnefrin sebagai respon terhadap olahraga, hipoglikemia, situasi
stres, dan apabila terjadi peningkatan kebutuhan yang segera akan glukosa
darah.
E.
Penguraian dan pembentukan glukosa
Proses
penguraian glukosa menjadi piruvat, alkohol, laktat, atau CO2 dan
air dapat berlangsung melalui beberapa jalan metabolisme, tergantung dari
keadaan lingkungan, keadaan dalam sel, atau macam jasadnya.
Berikut ini
dikemukakan beberapa istilah yang berhubungan dengan metabolisme penguraian
glukosa.
1.
Fermentasi
atau peragian: proses senyawa kimia secara enzimatis menghasilkan gas, dalam
hal ini adalah penguraian karbohidrat menghasilkan etanol dan CO2
tanpa dilibatkannya oksigen.
2.
Glikolisis:
proses penguraian karbohidratmenjadi piruvat. Juga disebut jalur metabolisme Embden-Meyerhoff
dan sering diartikan pula sebagai penguraian glukosa menjadi piruvat. Proses
ini terjadi didalam sitoplasma.
3.
Glikolisis
anaerob: proses penguraian kabohidrat menjadi laktat melalui piruvat, tanpa
melibatkan oksigen.
4.
Pernafasan
atau respirasi: proses reaksi kimia yang terjadi bila sel menyerap oksigen,
menghasilkan CO2 dan air. Sumber karbon yang dipakai dalam proses
ini tidak khusus. Pernafasan dalm arti yang lebih khusus adalah proses
penguraian glukosa dengan menggunakan oksigen, menghasilkan CO2,
air, dan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP)yang melibatkan jalan
metabolisme glikolisis , daur Krebs, dan fosforilasi bersifat oksidasi.
5.
Daur
asam trikarboksilat atau daur asam sitrat : suatu jalur metabolisme lingkar
dimana asetat (khususnya asetil koenzim-A) diubah menjadi CO2 dan
air dengan menggunnkan oksigen. Proses penguraian glukosa menjadi CO2
dan air, seperti juga semua proses oksidasi. Energi yang dihasilkan dari proses
penguraian glukosa ini adalah 690 kilo-kalori (kkal),
Jumlah energi ini sebenarnya jauh
lebih besar daripada jumlah energi yang dapat disimpan dalm bentuk energ kimia
ATP yang dihasilkan dalam proses penguraian tesebut.
F.
Glikolisis dan glukoneogenesis
Glikolisis
Dengan adanya
oksigen (dalam suasana aerob), glikolisis menghasilkan piruvat, atau tanpa
oksigen (glikolisis anaerob) menghasilkan laktat. Glikolisis menghasilkan dua
senyawa karbohidrat beratom tiga dari satu senyawa beratom enam; pada proses
ini terjadi sintesis ATP dari ADP + Pi. Gambar di bawah ini menunjukkan proses
glikolisis secara keseluruhan.
Seperti halnya
reaksi dengan glukokinase (reaksi tahap pertama) dan fosfofruktokinase (reaksi
tahap ketiga), reaksi dengan piruvat kinase ini juga merupakan reaksi yang
tidak reversibel, sehingga merupakan salah satu tahap reaksi pendorong
glikolisis.
Reaksi
kebalikannya yang merupakan reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan
suatu reaksi yang kompleksyang melibatkan beberapa enzim dan organel sel
yaitu mitokondrion, yang diperlukan untuk terlebih dahulu mengubah piruvat
menjadi malat sebelum terbentuknya fosfoenol piruvat.
Pada jalan
metabolisme ini, piruvat diangkut kedalam mitokondria dengan cara pengangkutan
aktif melalui membran mitokondrion. Selanjutnya piruvat bereaksi dengan CO 2
menghasilkan asam oksalasetat.
Reaksi ini
dikatalis oleh piruvat karboksilase (enzim yang terdapat pada mitokondria
tetapi tidak terdapat pada sitoplasma), dan memerlukan koenzim biotin dan
kofaktor ion maggan, serta ATP sebagai sumber energi.
Dalam mekanisme
reaksinya, biotin (sebagai gugus biotinil) yang terikat pada gugus lisina dari
piruvat karboksilase, menarik CO 2 atau HCO 3 dalam mitokondrion kemudian
mengkondensasikan dengan asam piruvat ( dengan bantuan ATP dan Mn -2)
menghasilkan asam oksalasetat.
Asam
oksalasetat kemudian direduksi menjadi asam malat oleh NADH dan dikatalis malat
dehidrogenase. Asam malat diangkut keluar mitokondria dengan cara pengangkutan
aktif melalui membran mitokondrion yang kemudian dioksidasi kembali menjadi
asam oksalasetat oleh NAD + dan malat dehidrogenase yang terdapat dalam
sitoplasma.
Akhirnya
oksalasetat dikarboksilasi dengan CO 2 dan difosforilasi dengan gugus fosfat
dari GTP (guanosin trifosfat, sebagai sumber energi yang khas disamping ATP)
dan dikatalis oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase menghasilkan
fosfoenolpiruvat.
Dengan demikian
untuk mengubah satu molekul piruvat menjadi fosfoenolpiruvat diperlukan energi
sebanyak satu ATP plus satu GTP dan melibatkan paling sedikit empat macam
enzim.
Dibandingkan dengan
reaksi kebalikannya, yaitu perubahan sat molekul fosfoenol piruvat menjadi
piruvat, dihasilkan satu ATP dan melibatkan satu macam enzim saja.
Dilihat dari
keseluruhan, glikolisis terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama meliputi
tahap reaksi enzim yang memerlukan ATP, yaitu tahap reaksi dari glukosa sampai
dengan pembentukan fruktosa 6-fosfat., yang menggunaka dua molekul ATP tiap
satu molekul glukosa yang dioksidasi. Bagian kedua meliputi tahap reaksi yang
menghasilkan energi (ATP dan NADH) yaitu dari gliseraldehide 3-fosfat sampai
dengan piruvat. Dari bagian kedua ini dihasilkan dua molekul NADH dan empat
molekul ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi (atau untuk dua molekul
gliseraldehid 3-fosfat yang dioksidasi). Karena satu molekul NADH yang masuk
rantai pengangkutan elektron dapat menghasilkan tiga molekul ATP, maka tahap
reaksi bagian kedua ini menghasilkan 10 molekul ATP. Dengan demikian,
keseluruhan proses glikolisis menghasilkan 10-2 = 8 molekul ATP untuk tiap
molekul glukosa yang dioksidasi.
Sebaliknya,
untuk mensintesis satu molekul glukosa dari dua molekul piruvat dalam proses
glukoneogenesis diperlukan energi dari 4 molekul ATP, 2 GTP (sebanding
dengan 2 ATP) dan 2 NADH (= 6 ATP) atau sebanding dengan 12 molekul ATP.
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis
adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang bukan karbohidrat
Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan glukosa, apabila didalam diet
tidak mengandung cukup karbohidrat. Syaraf, medulla dari ginjal, testes,
jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa sebagai sumber utama
penghasil energi. Glukosa diperlukan oleh jaringan adiposa untuk menjaga
senyawa antara siklus asam sitrat. Didalam mammae, glukosa diperlukan untuk
membuat laktosa. Didalam otot, glukosa merupakan satu-satunya bahan untuk
membentuk energi dalam keadaan anaerobik.
Untuk
membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah dan
otot, dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak, diperlukan suatu proses
atau jalur yang bisa memanfaatkannya. Pada hewan memamah biak, asam
propionat merupakan bahan utama untuk glukoneogenesis. Jalur yang dipakai
dalam glukoneogenesis adalah modifikasi dan adaptasi dari jalur Embden-Meyerhof
dan siklus asam sitrat.
G.
Glikolisis anaerob
Bentuk
glikolisis adalah sumber utama energi bagi beberapa tanaman dan organisme. Ini
merupakan sumber penting dari ATP selama latihan berat, ketika tidak ada
pasokan oksigen yang cukup. glikolisis ini aktif pada bakteri yang terlibat
dalam souring susu dan pembentukan yoghurt. Jalur ini juga ada di ragi, dimana
piruvat pertama-tama diubah menjadi asetaldehida dan karbon dioksida dan
kemudian menjadi etanol dalam ketiadaan oksigen.
Ada dua jenis proses fermentasi anaerob yang dapat terjadi tanpa adanya oksigen. Mereka adalah sebagai berikut: fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol. Mari kita mendapatkan beberapa informasi lebih lanjut tentang proses ini.
Ada dua jenis proses fermentasi anaerob yang dapat terjadi tanpa adanya oksigen. Mereka adalah sebagai berikut: fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol. Mari kita mendapatkan beberapa informasi lebih lanjut tentang proses ini.
Fermentasi
Asam Laktat
Jalur
fermentasi Asam laktat umumnya terjadi pada sel hewan dan bakteri asam laktat. Jaringan
hewan menghasilkan energi dengan menggunakan jenis glikolisis. Selama proses
ini, pemecahan glukosa terjadi dengan tidak adanya oksigen. Karbohidrat dipecah
berlangsung dalam sel dan menghasilkan pembentukan asam piruvat dan ion
hidronium. Piruvat selanjutnya mengalami oksidasi, membentuk asam laktat yang
terdisosiasi menjadi laktat dan H +. NADH akan teroksidasi dalam seluruh proses
ini yang merupakan sumber energi untuk sel. Reaksi yang terlibat dalam konversi
piruvat menjadi laktat dapat direpresentasikan sebagai berikut:
Puruvate + NADH + H+ → Lactate + NAD+
Laktat yang dihasilkan berdifusi keluar dari sel dan masuk ke dalam hati. Hal ini kemudian diubah menjadi glukosa yang mampu melewati kembali ke dalam sel perifer untuk memasukkan kembali glikolisis dan membentuk suatu siklus yang berkelanjutan. Sel-sel darah merah mengambil sebagian besar energi mereka melalui proses glikolisis anaerobik. Namun, kelebihan produksi asam laktat dapat menyebabkan asidosis laktat.
Fermentasi alkohol
Jalur ini
umumnya berlangsung pada organisme seperti ragi dan banyak tanaman. Proses ini
melibatkan konversi piruvat ke acetaldeyde dan karbon dioksida yang selanjutnya
diubah menjadi etanol. NADH diubah kembali ke NAD + dan etanol adalah produk
akhir dari jalur ini. Proses ini digunakan dalam pembuatan minuman beralkohol
dan juga dalam industri bioteknologi untuk menghasilkan karbon dioksida yang
diperlukan untuk pembuatan roti.
Perbedaan utama antara glikolisis aerobik dan anaerobik adalah bahwa gula tidak dipecah sepenuhnya dibagian kedua. Sebaliknya, ia diubah menjadi asam laktat atau etil alkohol. Namun, banyak hewan dan tumbuhan menggunakan glikolisis anaerob untuk produksi ATP.
Perbedaan utama antara glikolisis aerobik dan anaerobik adalah bahwa gula tidak dipecah sepenuhnya dibagian kedua. Sebaliknya, ia diubah menjadi asam laktat atau etil alkohol. Namun, banyak hewan dan tumbuhan menggunakan glikolisis anaerob untuk produksi ATP.