Kromatografi yang paling praktis untuk
dilakukan adalah kromatografi bidang atau
yang disebut juga kromatografi planar.
Dengan satu tetes analit di atas kertas atau lapisan
tipis yang bertindak sebagai fasa
diam,sistem pemisahan yang analog dengan kromatografi
kolom akan terjadi. Pemisahan terjadi
dengan pemisahan berkesinambungan (successive
equillibration) dari komponen analit antara fasa diam dan
fasa gerak (Wonorahardjo, 2013)
Kromatografi digunakan untuk memisahkan
campuran dari substansinya menjadi
komponen-komponennya. Seluruh bentuk
kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang
sama. Kromatografi kertas termasuk dalam
kromatografi planar (planar atau flat-bed
chromatography)
yang sering disebut juga dengan kromatografi bidang, merupakan salah
satu metode kromatografi yang sederhana
dan praktis namun penggunaannya sangat luas.
Dengan satu tetes analit di atas kertas
atau lapisan tipis yang bertindak sebagai fasa diam,
sistem pemisahan yang analog dengan kromatografi kolom dapat
terjadi.
Semu prinsip yang berlaku dalam
kromatografi kolom juga berlaku untuk
kromatografi bidang. Pemisahan terjadi
dengan kesetimbangan berkesinambungan
(successive equillibrium) dari
komponen analit antara fasa diam dan fasa gerak. Pemisahan
terjadi karena perbedaan distribusi
senyawa analit dalam dua fasa yang sama-sama tipis.
Adapun jarak yang diukur adalah jarak dari
garis awal sampai dengan ujung depan noda
analit. Walaupun demikian, karena noda
biasanya memanjang, yang diperhitungkan adalah
jarak dari awal sampai ke tengah noda
karena kerapatan analit paling besar. Jarak pelarut
dapat terlihat dengan jelas setelah sistem
mengering.
Dalam kromatografi, komponen-komponen
terdistribusi dalam dua fase yaitu fase
gerak dan fase diam. Transfer massa antara
fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-
molekul campuran terserap pada permukaan
partikel-partikel. Setelah sistem ini terserap oleh
kertas, sebagai akibat dari gaya kapiler
akan merambat sepanjang kertas tersebut. Rambatan
ini dapat diusahakan dalam modus naik atau
menurun. Selama proses pemisahan dilakukan,
sistem secara keseluruhannya disimpan
dalam tempat tertutup, ruang didalamnya telah jenuh
dengan uap sistem pelarut.
Analisis kimia pada
dasarnya terbagi menjadi dua pekerjaan utama yang dikenal dengan analisis
secara kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah
pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung dalam
sampel uji. Metode yang dipakai untuk tujuan ini bisa secara klasik atau
instrumen, metoda klasik yang paling utama adalah analisis warna atau reaksi
warna, metode ini dipakai untuk senyawa anorganik (kation dan anion), atau juga
untuk senyawa organik seperti sering digunakan untuk skrining fitokimia dalam
penentuan metabolit sekunder tumbuhan. Metoda lain dalam tujuan ini adalah uji
warna nyala, kedua metoda tersebut diawali dengan analisis organoleptis atau
uji pendahuluan. Instrumen analisis yang dikenal saat ini sebagian besar dapat
melakukan analisis kualitatif tergantung dari spesifikasi instrumen. Contohnya
Spektrofotometer UV-Vis untuk senyawa organik yang memiliki gugus kromofor, AAS
untuk logam-logam (walau jarang untuk kualitatif), HPLC untuk senyawa-senyawa
organik, Spektrofotometer IR untuk analisis gugus fungsi senyawa organik, dll.
Analisis kuantitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui kadar
suatu senyawa dalam sampel. Analisis kuantitatif adalah analisis kimia yang
menyangkut penetuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sample. Metoda klasik yang paling populer
adalah titrasi (metoda volumetri) dan gravimetri. Instrumen analisis yang saat
ini paling banyak digunakan adalah HPLC dan spektrofotometer UV-Vis untuk
senyawa organik, sedangkan untuk logam – AAS masih menjadi pilihan utama, dan
instrumen lain tergantung dari sifat senyawa yang akan ditentukan. Analisis
kuantitatif terdiri atas analisa titrimetri, analisa gravimetri dan analisa
instrumental. Analisis titrimetri berkaitan dengan pengukuran volume suatu
larutan dengan konsentrasi yang diketahui yang diperlukan untuk bereaksi dengan
analit. Analisis gravimetri merupakan analisa yang menyangkut pengukuran berat.
Sedangkan, analisa instrumental adalah merupakan analisa yang menyangkut
pengukuran berat.
Analisa kuantitatif
bertujuan menentukan kadar ion atau molekul suatu sampel (Sumardjo, 2006). Data
yang diperoleh dapat ditinjau lebih lanjut dan data yang diperoleh juga dapat
digunakan untuk menetapkan komponen atau penyusun bahan tersebut (Haryadi,
1993). Prinsipnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan
pada penambahan tiap titrasi, tidak ada pengotor yang mengganggu dan
diperkirakan indikator/diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi
(Khopkar, 2003). 2.2. Macam-macam Analisa Kuantitatif 2.2.1. Analisa Titrimetri
Analisis titrimetri dianggap lebih baik dalam menunjukkan proses titrasi
dibandingkan dengan analisis volumetri (Pudjaatmaka dan Setiono, 1994). Analisa
titrimetri adalah pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume
larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat
yang ditentukan (Rivai, 2006). 2.2.2. Analisa Gravimetri Analisa gravimetri
merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan sederhana
dibandingkan dengan pemeriksaan zat lainnya. Analisa gravimetri adalah analisa
yang menyangkut pengukuran berat (Rivai, 2006). Proses pemisahan hendaknya
cukup sempurna hingga kualitas analit yang tak terendapkan secara analitis tak
dapat terdeteksi (Day dan Underwood, 2002). 2.2.3. Analisa Instrumental
Analisa kuantitatif instrumental didasarkan pada interaksi energy dengan materi (matter- energy interaction). Juga didasarkan pada pengukuran besaran fisik untuk menetukan jumlah zat atau komponen yang dicari atau non-stoikhiometri. Diatas disebutkan interaksi materi energy. Energy ada bermacam-macam antara lain cahaya, listrik, panas, maka instrumental ini juga bermacammacam menurut macam energy yang digunakan dan dalam penggunaan energy tertentu. Istilah instrumental merujuk pada suatu instrumen yang khusus dalam tahap-tahap pengukuran suatu sampel (Day dan Underwood, 2002).
Analisa kuantitatif instrumental didasarkan pada interaksi energy dengan materi (matter- energy interaction). Juga didasarkan pada pengukuran besaran fisik untuk menetukan jumlah zat atau komponen yang dicari atau non-stoikhiometri. Diatas disebutkan interaksi materi energy. Energy ada bermacam-macam antara lain cahaya, listrik, panas, maka instrumental ini juga bermacammacam menurut macam energy yang digunakan dan dalam penggunaan energy tertentu. Istilah instrumental merujuk pada suatu instrumen yang khusus dalam tahap-tahap pengukuran suatu sampel (Day dan Underwood, 2002).